UTS-5 My Personal Review – Refleksi Komunikasi Diri dan Relasi
UTS-5 My Personal Review
Pendahuluan – Tujuan Refleksi
UTS-5 ini merupakan refleksi menyeluruh atas perjalanan empat proyek komunikasi personal sebelumnya — All About Me, Songs for You, My Stories for You, dan My Shape.
Keempatnya bukan hanya tugas akademik, tetapi latihan memahami bagaimana diri saya berpikir, berperasaan, dan berhubungan dengan orang lain.
Melalui review ini, saya berupaya menilai kembali perkembangan komunikasi diri (self-communication), kemampuan berempati, serta konsistensi antara nilai, ekspresi, dan tindakan.
Proses ini sekaligus menjadi bentuk self-assessment terhadap kompetensi komunikasi interpersonal yang telah saya kembangkan selama perkuliahan.
Review UTS-1 – All About Me
UTS pertama adalah perkenalan diri melalui narasi reflektif yang saya beri judul “Dari Logika, Nilai, dan Dunia Imajinasi.”
Dalam karya ini, saya mengekspresikan sisi rasional dan filosofis diri melalui empat tokoh simbolik (Souma, Baldwin IV, Salahuddin, dan Lelouch).
Dari keempatnya, saya belajar bahwa menjadi manusia berarti menyeimbangkan logika dan empati.
Tulisan ini membuka kesadaran bahwa komunikasi diri yang efektif dimulai dari pemahaman nilai personal.
Ketika seseorang memahami mengapa ia berpikir seperti itu, ia akan lebih mudah menjelaskan dirinya kepada orang lain dengan jujur dan bermakna.
Skor UTS-1: 4.75 (Sangat Baik)
Kekuatan: Reflektif, filosofis, otentik.
Perbaikan: Visualisasi dan ekspresi nonverbal dapat dikembangkan pada versi video.
Review UTS-2 – Songs for You
UTS kedua adalah karya musik berjudul “In the Quiet Hall I Stand Alone.”
Lagu bilingual Jepang–Inggris ini menjadi cara saya menyalurkan emosi yang sulit diungkap secara verbal.
Melalui kombinasi dua bahasa, saya belajar bahwa komunikasi tidak hanya terjadi lewat kata, tetapi juga melalui nada, ritme, dan simbol.
Lagu ini mengajarkan pentingnya komunikasi emosional yang tulus namun terkendali.
Bahwa kadang, keheningan justru menyampaikan pesan paling dalam.
Refleksi ini membuat saya memahami bahwa dalam komunikasi interpersonal, kepekaan (pathos) sama pentingnya dengan logika (logos).
Skor UTS-2: 4.75 (Sangat Baik)
Kekuatan: Emosional, simbolik, puitis.
Perbaikan: Perlu eksplorasi aspek nonverbal seperti gesture dan intonasi untuk memperkuat resonansi pesan.
Review UTS-3 – My Stories for You
UTS ketiga berisi dua cerita: “Pembuktian Sang Medioker” (kisah nyata) dan “Di Antara Pedang dan Pikiran” (fiksi reflektif).
Keduanya menggambarkan perjalanan menghadapi keterbatasan dan keyakinan diri bahwa berpikir dengan hati adalah bentuk keberanian sejati.
Melalui karya ini, saya belajar bahwa storytelling adalah bentuk komunikasi interpersonal yang paling manusiawi.
Cerita menghubungkan logika dan emosi, serta menciptakan ruang empati di antara perbedaan pengalaman.
Kisah pribadi mengajarkan kerendahan hati, sementara kisah fiksi mengajarkan imajinasi moral.
Skor UTS-3: 5.00 (Sangat Baik)
Kekuatan: Naratif kuat, reflektif, inspiratif.
Perbaikan: Dapat dikembangkan menjadi audio storytelling agar emosi lebih terasa.
Review UTS-4 – My Shape
UTS keempat, “Cermin Sang Debater,” adalah bentuk eksplorasi diri berbasis hasil asesmen kepribadian (MBTI dan VIA Strengths).
Saya menyadari bahwa kekuatan saya terletak pada kombinasi logika, humor, keadilan, dan empati.
Namun, saya juga mengenali tantangan internal — terutama prokrastinasi dan rasa ingin tahu yang kadang berlebihan.
Karya ini membuat saya memahami bahwa mengenal diri adalah fondasi komunikasi interpersonal yang sehat.
Seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain secara jujur jika belum berdamai dengan dirinya sendiri.
Skor UTS-4: 5.00 (Sangat Baik)
Kekuatan: Reflektif, simbolik, empatik.
Perbaikan: Dapat disertai visualisasi kekuatan diri untuk memperkuat dimensi visual komunikasi.
Analisis Integratif – Perkembangan Kompetensi Komunikasi
Dari empat karya tersebut, saya melihat perkembangan yang jelas dalam tiga dimensi utama:
| Aspek | Awal (UTS-1) | Perkembangan (UTS-2 – UTS-4) |
|---|---|---|
| Komunikasi Diri (Intrapersonal) | Reflektif dan konseptual. | Lebih jujur, empatik, dan berimbang antara logika dan emosi. |
| Komunikasi Interpersonal | Eksplorasi nilai dan identitas. | Mengarah ke kedewasaan emosional dan kesadaran etis dalam menyampaikan pesan. |
| Kompetensi Sosial dan Digital | Ekspresi tertulis dominan. | Mulai menggunakan media musik, narasi, dan simbol multimodal untuk menyalurkan makna. |
Saya menyimpulkan bahwa komunikasi bukan hanya tentang berbicara, tetapi tentang menghidupi pesan yang ingin disampaikan.
Dalam setiap proyek, saya menemukan bagaimana logos, pathos, dan ethos saling mendukung:
logika menstrukturkan, emosi menghidupkan, dan integritas memastikan pesan tetap bermakna.
Etos dan Empati – Nilai yang Bertahan
Satu benang merah yang saya sadari sejak UTS-1 adalah pentingnya empati yang berlandaskan etika.
Saya belajar untuk tidak sekadar memahami orang lain, tetapi juga menghormati ruang emosional mereka.
Sebagai seseorang dengan tipe Debater (ENTP), saya terbiasa berargumen logis, namun kini saya berusaha agar setiap argumen juga membawa kehangatan dan rasa hormat.
Empati bukan berarti selalu setuju, tetapi berusaha memahami konteks dan emosi di balik kata-kata orang lain.
Inilah bentuk komunikasi yang paling “manusiawi” — dan juga paling sulit dilakukan secara konsisten.
Rekomendasi Pengembangan Diri
Sebagai tindak lanjut refleksi ini, saya menetapkan beberapa langkah perbaikan konkret:
Meningkatkan Konsistensi Eksekusi.
Tidak cukup berpikir dan merancang ide; saya perlu melatih kedisiplinan dalam tindakan nyata.Melatih Komunikasi Nonverbal.
Mengekspresikan pesan lewat ekspresi wajah, intonasi, dan gesture, terutama dalam konteks publik.Mengasah Keterampilan Mendengar Aktif.
Mengurangi dorongan untuk selalu menjawab, dan lebih banyak menyerap perspektif lawan bicara.Mengembangkan Portofolio Multimoda.
Menggabungkan tulisan, audio, dan visual untuk menyalurkan pesan yang lebih inklusif dan ekspresif.Menjaga Keseimbangan antara Logika dan Empati.
Memastikan bahwa setiap argumen yang saya buat tetap memiliki ruang bagi kemanusiaan.
Kesimpulan – Komunikasi sebagai Cermin Diri
Melalui seluruh proses UTS ini, saya memahami bahwa komunikasi bukan hanya kemampuan teknis, tetapi juga cermin dari kematangan jiwa.
Ia mencerminkan siapa kita, bagaimana kita berpikir, dan bagaimana kita menghargai orang lain.
Sebagaimana saya tulis dalam My Shape, saya bukan yang paling hebat, tapi saya selalu berusaha memahami.
Dan mungkin, di sanalah letak kekuatan komunikasi saya:
di antara pedang logika dan kehangatan manusia.
Skor Self-Assessment UTS-5 (AI-based): 4.9 / 5.0 – Melampaui Harapan
Level CPMK-2 dan CPMK-4: “Tercapai” hingga “Melampaui.”
Peer Assessment Results
Berikut hasil penilaian rekan terhadap karya saya dalam bentuk rubrik yang digunakan sebagai dasar refleksi diri.
| Kriteria | 5 - Sangat Baik | 4 - Baik | 3 - Cukup | 2 - Kurang | 1 - Buruk | UTS |
|---|---|---|---|---|---|---|
| Orisinalitas | Narasi menghadirkan sudut pandang sangat unik dan khas. | Gagasan cukup orisinal dengan sedikit klise. | Beberapa unsur orisinal namun banyak tema umum. | Prediktabel dan orisinalitas rendah. | Klise tanpa unsur baru. | UTS-1 |
| Keterlibatan | Sangat menarik dari awal hingga akhir, menjaga perhatian audiens. | Umumnya menarik dengan beberapa momen kuat. | Cukup menarik; sesekali kehilangan atensi. | Sulit mempertahankan atensi; konten kurang memikat. | Tidak menarik dan tidak memikat audiens. | UTS-1 |
| Humor | Humor tepat waktu, relevan, dan efektif. | Humor baik; beberapa momen lucu. | Humor cukup; sebagian berhasil, sebagian tidak. | Humor terasa dipaksakan/tidak tepat. | Humor tidak efektif atau tidak ada. | UTS-1 |
| Wawasan (Insight) | Memberi pemahaman mendalam tentang daya tarik dan nilai diri. | Pesan jelas meski tidak sangat mendalam. | Ada pesan umum namun dampak terbatas. | Berusaha memberi pesan tapi dangkal. | Tanpa insight bermakna. | UTS-1 |
| Orisinalitas | Ikatan digambarkan dengan cara sangat unik dan pribadi. | Cukup orisinal, minim klise. | Ada unsur orisinal namun banyak pola umum. | Prediktabel; sedikit unsur baru. | Klise tanpa kebaruan. | UTS-2 |
| … | … | … | … | … | … | … |
Referensi Kontekstual
- Materi II2100 Komunikasi Interpersonal dan Publik – Modul 1–4
- Memahami Komunikasi Diri dan Pementasan Diri (2025)
- Kekuatan dan Penggunaan Bahasa dalam Komunikasi (2025)
- Komunikasi Interpersonal – Panduan dan Glosarium (2025)